KONDISI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Pembelajaran yang
diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih cepat dan melekat pada ingatannya),
bilamana pembimbing (pelatih, pengajar, penatar, instruktur, dan sejenisnya)
tidak terlalu mendominasi kelompok kelas, mengurangi banyak bicara, namun
mengupayakan agar individu orang dewasa itu mampu menemukan
alternatif-alternatif untuk mengembangkan kepribadian mereka. Seorang
pembimbing yang baik harus berupaya untuk banyak mendengarkan dan menerima
gagasan seseorang, kemudian menilai dan menjawab pertanyaan yang diajukan
mereka. Orang dewasa pada hakekatnya adalah makhluk yang kreatif bilamana seseorang
mampu menggerakkan/menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Dalam upaya ini,
diperlukan keterampilan dan kiat khusus yang dapat digunakan dalam pembelajaran
tersebut. Di samping itu, orang dewasa dapat dibelajarkan lebih aktif apabila
mereka merasa ikut dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran, terutama apabila
mereka dilibatkan memberi sumbangan pikiran dan gagasan yang membuat mereka
merasa berharga dan memiliki harga diri di depan sesame temannya. Artinya,
orang dewasa akan belajar lebih baik apabila pendapat pribadinya dihormati, dan
akan lebih senang kalau ia boleh sumbang saran pemikiran dan mengemukakan ide pikirannya,
daripada pembimbing melulu menjejalkan teori dan gagasannya sendiri kepada mereka.
Oleh karena sifat
belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan unik, maka terlepas
dari benar atau salahnya, segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, teori,
sistem nilainya perlu dihargai. Tidak menghargai (meremehkan dan menyampingkan)
harga diri mereka, hanya akan mematikan gairah belajar orang dewasa. Namun
demikian, pembelajaran orang dewasa perlu pula mendapatkan kepercayaan dari
pembimbingnya, dan pada akhirnya mereka harus mempunyai kepercayaan pada
dirinya sendiri. Tanpa kepercayaandiri tersebut, maka suasana belajar yang
kondusif tak akan pernah terwujud.
Orang dewasa memiliki
sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan pendirian yang berbeda.
Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan dapat mengemukakan isi hati
dan isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas, walaupun mereka saling berbeda
pendapat. Orang
dewasa mestinya memiliki perasaan bahwa
dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun, mereka boleh berbeda pendapat
dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh sesuatu
sanksi (dipermalukan, pemecatan,
cemoohan, dll).
Keterbukaan seorang
pembimbing sangat membantu bagi kemajuan orang dewasa dalam mengembangkan
potensi pribadinya di dalam kelas, atau di tempat pelatihan. Sifat keterbukaan untuk
mengungkapkan diri, dan terbuka untuk mendengarkan gagasan, akan berdampak baik
bagi kesehatan psikologis, dan psikis mereka. Di samping itu, harus dihindari
segala bentuk akibat yang membuat orang dewasa mendapat ejekan, hinaan, atau
dipermalukan. Jalan terbaik hanyalah diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala
hal, sehingga berbagai alternative kebebasan mengemukakan ide/gagasan dapat
diciptakan. Dalam hal lainnya, tidak
dapat dinafikkan bahwa orang dewasa belajar secara khas dan unik. Faktor
tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan yang terkendali harus diakui
sebagai hak pribadi yang khas sehingga keputusan yang diambil tidak harus
selalu sama dengan pribadi orang lain. Kebersamaan dalam kelompok tidak selalu
harus sama dalam pribadi, sebab akan sangat membosankan kalau saja suasana yang
seakan hanya mengakui satu kebenaran tanpa adanya kritik yang memperlihatkan
perbedaan tersebut. Oleh sebab itu, latar belakang pendidikan, latar belakang
kebudayaan, dan pengalaman masa lampau masing-masing individu dapat memberi
warna yang berbeda pada setiap keputusan yang diambil. Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar
yang kondusif merupakan suatu fasilitas yang mendorong mereka mau mencoba
perilaku baru, berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap baru dan mau
mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh. Walaupun sesuatu yang baru mengandung
resiko terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan kekeliruan itu sendiri merupakan
bagian yang wajar dari belajar.
Pada akhirnya, orang dewasa
ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok belajar itu. Bagi orang dewasa ada
kecenderungan ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan demikian,
diperlukan adanya evaluasi bersama oleh seluruh anggota kelompok dirasakannya berharga
untuk bahan renungan, di mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari
orang lain yang persepsinya bisa saja memiliki perbedaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar